| ||||||||||||||
Classification of Mahkota Dewa
Description of Plant :
Mahkota dewa is a plant that grows throughout the year,
it can reach the height of 3-4m. Its sappy stem
with brown greenish bark, white stem in color and taproots.
Leaf :
The leaf has oval, thin, long and sharp edge , flat smooth and non furry surface
Flower :
The flower is small, white in color and has pleasant smell. It looks like clover.
Fruit :
Mahkota dewa fruit comprises skin, flesh,….and seeds. The fruit is round in shape, has diameter of 3-5cm, smooth surface, drill, green in color when young and red when ripening. The flesh is white, fibrous and watery.
Flesh :
It is the most beneficial component of the fruit, which commonly used in medication
Seed :
The most poisonous part. It has oval in shape, and the diameter is about 1cm and has brown in color. The inner part is white in color.
Chemical Contents :
Characteristics & Benefits :
* The new lignin component in mahkota dewa flesh extract has the molecule of C6 H2O O6 and structure of 5-{4(-menthoxy-phenyl-tetrahydrofuro-[3,4-c]furan-1-yl)-benzene-1,2,3-triol.
Healing capabilities of Mahkota Dewa
Notes -The fruit especially its seed is poisonous, it has to be braised before eaten. -Pregnant women is prohibited to drink this processed plant
|
Indahfashion Shop's Fan Box
Tuesday, November 25, 2008
MAHKOTA DEWA
MAHKOTA DEWA
Latin : Phaleria papuana Warb. var. Wichannii (Val.) Back/Phaleria
(Scheff.) Boerl
Indonesia : Pusaka Dewa, Derajat, Mahkota Ratu, Mahkota Raja, Trimahkota, Buah Simalakama, Raja Obat
Inggris : The Crown of God.
Cina : Pau
Famili : Thymelaecae
Makanlah Sesuai Dengan Dosis yang telah Dianjurkan!!! Jika Kelebihan Dosis, Pemakaian Selanjutnya Kurangi Takaran& Minum Banyak Air!!!
Buah Made
Daun Made
(Made=Mahkota Dewa)
Wilayah :
Mahkota dewa adalah tanaman asli Indonesia. Habitat asalnya di tanah Papua. Namun, entah bagaimana caranya, tanaman ini masuk ke Keraton Mangkunegara di Solo dan Keraton Yogyakarta. Di kedua tempat itu mahkota dewa dikenal sebagai tanaman obat. Dulu memang hanya kedua keraton itu yang mengenal khasiat mahkota dewa untuk keperluan pengobatan.
Ukuran :
Sosoknya berupa pohon perdu. Tajuk pohon bercabang-cabang. Ketinggiannya sekitar 1,5-2,5 meter. Namun, jika dibiarkan, bisa mencapai lima meter. Mahkota dewa bisa sampai berumur puluhan tahun. Tingkat produktivitasnya mampu dipertahankan sampai usia 10 hingga 20 tahun. Pohon mahkota dewa terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Akarnya berupa akar tunggang. Panjang akarnya bisa sampai 100 cm. Akar ini belum terbukti bisa digunakan untuk pengobatan.
Kandungan & Manfaat :
Masalah yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada pengalaman pengguna.
Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas. Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis, yang dibahas.
Dari penelitian ilmiah yang sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan kulit buahnya terkandung ALKALOID, SAPONIN, dan FLAVONOID. Selain itu, di dalam daunnya juga terkandung POLIFENOL.
Seorang ahli farmakologi dari Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan bahwa mahkota dewa mengandung ZAT ANTIHISTAMIN. Zat ini merupakan penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga persalinan berlangsung lebih lancar. Pembuktian empiris yang ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda, dari yang berat sampai yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah salah satu contoh.
Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat (seperti SAKIT LEVER, KANKER, SAKIT JANTUNG, KENCING MANIS, ASAM URAT, REUMATIK, SAKIT GINJAL, TEKANAN DARAH TINGGI, LEMAH SYAHWAT DAN KETAGIHAN NARKOBA) dan penyakit ringan (seperti EKSIM, JERAWAT, DAN LUKA GIGITAN SERANGGA) bisa disembuhkan dengan pohon ini.
Pembuktian empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota dewa.
PERHATIAN:
IBU-IBU YANG HAMIL MUDA DILARANG MENGONSUMSI MAHKOTA DEWA. SOALNYA, KEMAMPUAN MAHKOTA DEWA YANG BISA MENINGKATKAN KONTRAKSI OTOT RAHIM SANGAT BERBAHAYA BAGI KONDISI KEHAMILAN.
REFERENCE:.geocities.com
ONLINE&OFFLINE SHOP
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE
SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
http://indaherbal.blogspot.com
PROF. DR. HEMBING, CERAMAH TTG KESEHATAN
BERKASIAT MENGATASI HEPATITIS,SAKIT KUNING,RADANG LAMBUNG,RADANG EMPEDU,REMATIK,GAGGUAN PENCERNAAN,KURANG NAFSU MAKAN
DAUN DAUN UMBI
BERGUNA UNTUK MELANCARKAN PEREDARAN DARAH
LOBAK
BERKASIAT DAPAT MEMPERLANCAR PENCERNAAN, MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KANKER,SEBAGAI ANTI OXIDAN, MEMBERSIHKAN EMPEDU
MAHKOTA DEWA
BERKHASIAT BUAHNYA YANG KERINGDI GUNAKAN UNTUK KANKER,KENCING MANIS,ASAM URATTINGGI,KOLESTEROLTINGGI DAN LAIN LAIN
JALI
BERKHASIAT TUMOR SALURAN PENCERNAAN,ABSES PARU,PANAS DALAM,RADANG USUS BUNTU
SEMANGKA
BERKHASIAT MERIDIAN JANTUNG,BERKHASIAT MENGHILANGKAN RASA HAUS,PENURUN DEMAM,PENYEGAR,PELURUH KEMIH,EMBERSIHKAN GINJAL,PELEMBUT,PELURUH CACING,DAN NUTRITIF. FLAVONOITE BERFUNGSI SBG ANTI OXIDAN DAN MELAWAN RADIKAL BEBAS DAN MEMILIKI KEMAPUAN SBG ANTI RADANG . CITROLIN DAN ARGININ DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI UREA SEHINGGA TERJADI PENINGKATAN ALIRAN URINE ATAU AIR KEMIH SEBAGAI DIORETIK
TERUNG UNGU
KHASIAT MENGATASI KOLESTEROL TINGGI,TEKANAN DARAH TINGGI,WASIR,MENCEGAH PENGERASAN PEMBULUH DARAH,DAN STROKE,MELANCARKAN PEREDARAN DARAH DLL. WARNA UNGU PADA TERONG UNGU MENGANDUNG ANTIOKSIDAN ANTOSIANIN YANG BERMANFAAT MEMBANTU DAN MELINDUNGI SELSEL TUBUH DARI KERUSAKAN YANG DIAKIBATKAN OLEH RADIKAL BEBAS SELAINITU BERMANFAAT MENGHAMBAT PROSES PENUAAN DAN MENINGKATKAN KERJA SERTA MELINDUNGI ORGAN JANTUNG DLL
REFERENCE: duaratus2008.net
ONLINE&OFFLINE SHOP
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE
SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
http://indaherbal.blogspot.com
Mencegah & Mengatasi Radang Sendi (Arthritis) dengan Tumbuhan Obat
Oleh : Prof. Hembing Wijayakusuma
Arthritis atau radang sendi merupakan istilah dari rematik artikuler (mengenai sendi), dikenal dalam berbagai bentuk, diantaranya yang paling umum yaitu Arthritis Reumatiod, Osteoarthritis, dan Gout (arthritis pirai). Semua bentuk Arthritis bermula dengan teradangnya jaringan-jaringan halus seperti jaringan ikat, ligamen, dan tendo dekat tulang sendi. Dapat dikatakan pula bahwa Arthritis merupakan keluhan penyakit rematik yang umum pada segala usia, gejala yang sering dirasakan seseorang selama kehidupannya. Arthritis mengakibatkan rasa sakit dan membatasi gerakan penderita.
Gejala atau tanda-tanda serangan artritis secara umum yaitu :
- persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakan
- adanya pembengkakan pada salah satu atau beberapa persendian
- pada persendian yang sakit akan berwarna kemerah-merahan
- demam, dan kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian.
Untuk mendeteksi seseorang menderita Arthritis atau tidak dapat dilakukan berbagai pemeriksaan medis melalui pemeriksaan darah, urine, sinar X, dan sebagainya. Dalam keadaan yang berkembang dengan cepat, yaitu dalam waktu satu atau dua tahun, artritis dapat dikenal sebagai Artritis Rematoid. Namun jika artritis berkembang dengan lambat, yaitu dapat berlangsung lebih dari dua puluh tahun, maka dapat dikategorikan dalam bentuk Osteoartritis.
Osteoartritis merupakan penyakit degeneratif kronis dari sendi-sendi. Pada penyakit ini terjadi penurunan fungsi tulang rawan terutama yang menopang sebagian dari berat badan dan seringkali pada persendian yang sering digunakan. Osteoarthritis merupakan gangguan yang umum pada usia lanjut, sering dianggap sebagai konsekuensi dari perubahan-perubahan dalam tulang dengan lanjutnya usia. Penyakit ini biasa terjadi pada umur 50 tahun ke atas dan pada orang kegemukan (obesitas), tetapi bisa juga disebabkan oleh kecelakaan persendian . Pada usia lanjut tampak dua hal yang khas, yaitu rasa sakit pada persendian dan terasa kaku jika digerakkan. Untuk tip perawatannya : kompres hangat pada bagian yang sakit atau rendam dengan air hangat selama 15 menit. Kurangi berat badan bagi yang obesitas.
Rheumatoid arthritis merupakan bentuk arthritis yang serius, disebabkan oleh peradangan kronis yang bersifat progresif, yang menyangkut persendian. Ditandai dengan sakit dan bengkak pada sendi-sendi terutama pada jari-jari tangan, pergelangan tangan, siku, dan lutut. Dalam keadaan yang parah dapat menyebabkan kerapuhan tulang sehingga menyebabkan kelainan bentuk terutama pada tangan dan jari-jari. Tanda lainnya yaitu persendian terasa kaku terutama pada pagi hari, rasa letih dan lemah, otot-otot terasa kejang, persendian terasa panas dan kelihatan merah dan mungkin mengandung cairan, sensasi rasa dingin pada kaki dan tangan yang disebabkan gangguan sirkulasi darah. Penyakit ini belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun diduga berhubungan dengan penyakit autoimmunitas. Rheumatoid arthritis lebih sering menyerang wanita daripada laki-laki. Walaupun dapat dapat meyerang segala jenis umur, namun lebih sering terjadi pada umur 30-50 tahun.
Gout arthritis atau lebih dikenal dengan asam urat atau encok merupakan radang sendi akut yang disebabkan oleh terlalu banyaknya produksi asam urat (uric acid) yaitu produk buangan yang menumpuk dalam jaringan tubuh, atau karena kegagalan ginjal untuk membuang asam urat dalam jumlah cukup bnayak. Dalam keadaan normal, produk asam urat akan dibuang dari darah lewat air kemih (urin). Pada kejadian gout, kristal-kristal asam urat diendapkan di dalam dan sekitar sendi yang bergerak, yang menyebabkan sakit dan peradangan yang akut. Serangan gout akut datang mendadak, dapat menyerang sendi mana saja namun yang paling umum adalah jempol kaki, tumit, dan lutut. Sendi biasanya menjadi merah, bengkak dan mengkilat, dan sakitnya luar biasa. Penderita gout arthritis tidak dianjurkan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung asam urat seperti melinjo, daun singkong, bayam, kangkung, kacang-kacangan terutama yang dikeringkan, minuman beralkohol, dan lain-lain. Gout dapat menimbulkan suatu komplikasi, yaitu pembentukan batu ginjal, karena kristal uric acid yang diendapkan dalam sendi juga dapat terbentuk dalam ginjal.
Tumbuhan obat atau herbal yang digunakan untuk pengobatan arthritis berfungsi sebagai anti-radang (anti-inflamasi), mengurangi rasa sakit (analgetik), meningkatkan sirkulasi darah, sebagai diuretik/meningkatkan fungsi ginjal dalam pembuangan endapan, dan meningkatkan imunitas tubuh. Selain itu juga dibantu dengan olahraga untuk meningkatkan mobilitas persendian, tetapi tentunya disesuaikan dengan kondisi tubuh.
Berikut beberapa contoh ramuan tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk membantu pengobatan arthritis (radang sendi).
Resep 1.
Bahan :
Sambiloto 10 gram kering/20 gram segar
Daun kumis kucing 15 gram kering/30 gram segar
Temu lawak 30 gram
Jahe merah 20 gram
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci bersih dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, tambahkan madu secukupnya, lalu diminum 2 kali sehari.
Resep 2.
Bahan :
Kunyit 20 gram
Daun dewa 15 gram kering/30 gram segar
Ceplukan 15 gram kering/30 gram segar
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum 2 kali sehari.
Resep 3 :
Bahan :
Gandarusa 30 gram segar
Jahe merah 20 gram segar
Sidaguri 60 gram segar
Akar alang-alang 60 gram segar
Cara Pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk 2 kali sehari.
Resep 4 :
Bahan :
Daun salam 15 lembar
Buah mengkudu 2 buah
Buah mahkota dewa 5 gram kering
Temu lawak 30 gram
Cara pemakaian :
Semua bahan dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring, airnya diminum u tuk 2 kali sehari.
Catatan :
gunakan periuk tanah, panci enamel atau panci kaca untuk merebus tanaman
Lakukan secara teratur dan tetap konsultasi ke dokter.
Sumber: CBN
obatherbal.wordpress.com
ONLINE&OFFLINE SHOP
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE
SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
http://indaherbal.blogspot.com
MAHKOTA DEWA
Buah mahkota dewa mengandung beberapa zat aktif seperti:
* Alkaloid, bersifat detoksifikasi yang dapat menetralisir racun di dalam tubuh
* Saponin, yang bermanfaat sebagai:
o sumber anti bakteri dan anti virus
o meningkatkan sistem kekebalan tubuh
o meningkatkan vitalitas
o mengurangi kadar gula dalam darah
o mengurangi penggumpalan darah
* Flavonoid
o melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah
o mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak pada dinding pembuluh darah
o mengurangi kadar resiko penyakit jantung koroner
o mengandung antiinflamasi (antiradang)
o berfungsi sebagai anti-oksidan
o membantu mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan
* Polifenol
o berfungsi sebagai antihistamin (antialergi)
Tanaman atau pohon mahkota dewa seringkali ditanam sebagai tanaman peneduh. Ukurannya tidak terlalu besar dengan tinggi mencapai 3 meter, mempunyai buah yang berwarna merah menyala yang tumbuh dari batang utama hingga ke ranting.
[sunting] Nama Lain
* Makuto Rojo
* Makuto Ratu
* Obat Dewa
* Pau (Obat Pusaka)
* Crown of God
REFERENCE :wikipedia.
ONLINE&OFFLINE SHOP
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC) CLOTHES
DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE
SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
http://indahmoney.blogspot.com
http://indaherbal.blogspot.com
Sunday, November 23, 2008
Herbal remedies using Rosella
The use of herbal remedies, including the herb rosella (roselle, Jamaica sorrel, karkadé), classified as Hibiscus sabdariffa, are popular as an alternative to standard Western allopathic medicine for a variety of problems, including proper kidney functioning, clearing up mucus and opening a blocked nose.
Hibiscus sabdariffa is an effective remedy for various ailments, and this natural holistic approach to health is becoming more and more popular, but should NOT replace conventional medicine or prescription drugs.
rosella, Hibiscus sabdariffa, outer leaves of the Hibiscus (also known as Natal sorrel) flower (calyxes - calyces)
On this page
Rosella is used for
Which part of rosella is used
Making herbal tea
Warnings
Other infusions and herbal index
Hibiscus sabdariffa
Rosella is also known as Hibiscus sabdariffa, and has certain therapeutic properties and the reported benefits of using it internally, in the form of a herbal tea (infusion) are listed below.
Rosella is used for the following roselle, Jamaica sorrel or karkadé, Hibiscus sabdariffa, rosella
Hibiscus sabdariffa benefits:
* soothes colds
* opens blocked nose
* clears up mucous
* astringent
* promotes proper kidney function
* helps digestion
* general tonic
* diuretic
* helps reduce fever
Which part to use for rosella herbal tea soothes colds
The outer leaves of the Hibiscus flower (also known as Natal sorrel) (calyxes - calyces) are used for making the brew.
Making herbal tea promotes proper kidney function
The standard way to make an infusion, unless otherwise specified, is to pour a cup of boiling water over the material to be infused, let it stand for 5 minutes, strain it, and drink it.
* Fresh plant material
o When the recipe refers to fresh plant material to be used, a 1/4 cup fresh material is used, following the method above.
* Dried material
o When the recipe refers to using dried material, use 2 teaspoons of material when making it.
* Bark or seeds
o Should the recipe call for bark or seeds to be used, use 2 teaspoons of seeds or 1 tablespoon of bark.
* Sweetening your infusion
o You could sweeten your health drink with honey, should you so require, and a dash of fresh lemon juice may also enhance the taste.
General warning when using herbal infusions Hibiscus sabdariffa
* Only use the herbal material if you are 100% sure that it really the herb in question.
* If you are ill or have any health concerns, consult your health practitioner.
* Do not continuously drink the same infusion. At maximum use for 10 days and then skip 5 days.
* Only have one cup of herbal infusion per day, except during acute periods - such as when you have a cold or flu, you can then have it three times a day, but for a maximum of 4 days.
* When you use herbal remedies, be aware that they can be extremely powerful, and should you have any side effects when taking these infusions, immediately stop using the herb and consult your health practitioner right away.
Hipertensi dan Rosella
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, Bure, 2002).
Klasifikasi hipertensi
Berdasarkan penyebab dikenal dua jenis hipertensi, yaitu
1) Hipertensi primer (esensial)
Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup + 90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).
2) Hipertensi sekunder
Adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10% dari kasus-kasus hipertensi. (Wibowo, 1999).
Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu
1) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension)
Peningkatan tekanan diastolik tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik. Biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
2) Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi)
Peningkatan tekanan darah pada sistol dan diastol.
3) Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension)
Peningkatan tekanan sistolik tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Umumnya ditemukan pada usia lanjut.
(Ismudiati, 2003)
Etiologi hipertensi
Corwin (2000) menjelaskan bahwa hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, valume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Maka peningkatan salah satu dari ketiga variabel yang tidak dikompensasi dapat menyebabkan hipertensi.
Peningkatan kecepatan denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormon pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Namun, peningkatan kecepatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan volume sekuncup atau TPR, sehingga tidak meninbulkan hipertensi.
Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan, akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau aldosteron maupun penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan peningkatan volume diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah. Peningkata preload biasanya berkaitan dengan peningkatan tekanan sistolik.
Patofisiologi hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapt memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetus keadaan hipertensi.
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, Bare, 2002).
6. Tanda dan gejala hipertensi
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan (Smeltzer, Bore, 2002).
Crowin (2000: 359) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial,
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi,
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Novianti, 2006).
Faktor-faktor resiko hipertensi
Faktor resiko hipertensi meliputi :
a. Usia
Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Ini sering disebabkan oleh perubahan alamiah di dalam tubuh yang mempengaruhi jantung, pembuluh darah dan hormon. Hipertensi pada yang berusia kurang dari 35 tahun akan menaikkan insiden penyakit arteri koroner dan kematian prematur (Tambayong, 2000).
b. Jenis kelamin
Pada umumnya insiden pada pria lebih tinggi daripada wanita, namun pada usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita akan meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi (Tambayong, 2000)
c. Obesitas
Obesitas adalah ketidak seimbangan antara konsumsi kalori dengan kebutuhan energi yang disimpan dalam bentuk lemak (jaringan sub kutan tirai usus, organ vital jantung, paru dan hati) yang menyebabkan jaringan lemak in aktif sehingga beban kerja jantung meningkat. Obesitas juga didefinisikan sebagai kelebihan berat badan sebesar 20% atau lebih dari berat badan ideal. Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak tubuh yang berlebihan dengan perhitungan IMT > 27.0. pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat, oleh sebab itu pada waktunya lebih cepat gerah dan capai. Akibat dari obesitas, para penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan diabetes mellitus (Notoatmodjo: 2003).
d. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang menunjukkan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi dimasa yang akan datang. Tekanan darah kerabat dewasa tingkat pertama (orang tua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap umur dan jenis kelamin tampak ada pada semua tingkat tekanan darah (Padmawinata, 2001).
e. Merokok
Departemen of Healt and Human Services, USA (1989) menyatakan bahwa setiap batang rokok terdapat kurang lebih 4000 unsur kimia, diantaranya tar, nikotin, gas CO, N2, amonia dan asetaldehida serta unsur-unsur karsinogen. Nikotin, penyebab ketagihan merokok akan merangsang jantung, saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin sehingga meningkatkan tekanan darah, denyut nadi, dan tekanan kontraksi otot jantung. Selain itu, meningkatkan kebutuhan oksigen jantung dan dapat menyababkan gangguan irama jantung (aritmia) serta berbagai kerusakan lainnya (Wijayakusuma, 2003).
f. Olah raga
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi karena olah raga isotonik dengan teratur akan menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi kurang melakukan olah raga akan menaikan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi (Tjokronegoro, 2001).
g. Stress
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota (Novarlis Indonesia, 2007).
8. Pengobatan hipertensi
Aspek yang patut mendapat perhatian, yang juga merupakan tujuan dalam pengobatan darah tinggi masa kini ialah sebagai berikut :
a. Menurunkan tekanan darah ketingkat yang wajar sehingga kualitas hidup penderita tidak menurun.
b. Mengurangi angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) akibat komplikasi penyakit jantung dan pembuluh darah.
c. Mencegah pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis)
d. Menghindarkan faktor resiko
e. Mencegah memberatnya tekanan darah tinggi
f. Pengobatan penyakit penyerta yang dapat memperberat kerusakan organ.
g. Memulihkan kerusakan target organ dengan obat anti hipertensi masa kini.
h. Memperkecil efek samping pengobatan.
(Wijayakusumah, 2003)
Rosella
Teh rosella dikenal dengan nama beragam yaitu Teh Rosella, Hibiscus tea, Teh Mekkah, Teh Yaman. Disebut juga Karkade (Arab), Kezeru (Jepang), Merambos Hijau (Jateng), Asam kesur (Meranjat), Kesew Jawe (Pagar Alam), Asam Jarot (Sp. Padang), Asam Rejang (Muara Enim) dan Hisbiscus Sabdariffa L. (Latin).Teh Rosella berasal dari bunga Rosella yang kaya akan vitamin A, Niacin dan Kalsium. Teh Rosella merupakan minuman elektrolit alami untuk menggantikan minieral yang hilang ketika kita beraktifitas.
Tiap 100 gr mengandung 260-280 mg vitamin C, vitamin D, B1 dan B2. Kandungan vitamin C 3 kali lipat anggur hitam, 9 kali lipat jeruk sitrus, 10 kali lipat lebih besar dari buah belimbing dan 2,5 kali lipat dibanding vitamin C dalam jambu biji (kelutuk). Selain itu Teh Rosella mengandung kalsium tinggi ( 486 mg / 100 gr) , Magnesium serta Omega 3. Teh Rosella juga diperkaya Vitamin A, Iron, Potasium, Beta Caroteen & Asam Esensial.
Rosella mempunyai kemampuan yang bagus dalam mengurangi kolesteron yang ada dalam darah dan mencegah oksidari dari low-density lipoproteins (LDL). Hal ini dapat menekan lemak dalam darah temasuk trigliserid adan kolesterol total. Rosella berpotensi untuk di gunakan sebagai pencega atherosclerosis karena berefek sebagai anti hyperlipidemia dan anti oksidasi LDL. Dengan demikian rosella dapat mencega terjadinya penyakit kardiovaskuler yang penyebabnya adalam peningakat dari kolesterol.
Bunga Rosella memiliki kemampuan untuk meningkatkan buang air kecil (BAK), karena mengandung asam askorbat dan asam glycolic. Bunga Rosella mengandung asam sitrat sehingga memiliki efek meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit. Selain itu bunga Rosella berisi nutrisi yang sangat penting diataranya riboflavin, niacin, carotene, calcium dan besi Dari penelitian penggunaan Rosella dapat menurunkan level ammonia, urea, asam urat, kreatinine dan nitrogen non-protein dalam darah. Rosella digunakan dalam kedokteran, biasanya sebagai laxative dan mampu meningkatkan kemampuan untuk urinaria. Roselle berisi asam sitrat yang dipergunakan sebagai minuman pendingin, yang dapat meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit dan dilatasi pori-pori kulit. Bunga dipergunakan sebagai tonik saluran cerna dan perningkat fungsi ginjal..
Di Thailand, roselle di minum sebagai teh yang dipercaya dapat mengurangi kolesterol, sementara masyarakat Amerika menggunakan rosella sebagai teh yang sangat tinggi mengandung vitamin C, minuman ini biasanya baik untuk orang yang menderita retesni cairan sementara dan berfungsi sebagai diuretik sedang.
Beberapa manfaat rosella yaitu:
memperlancar peredaran darah, mencegah tekanan darah tinggi,meningkatkan kinerja usus & berfungsi sebagai tonik (obat kuat).
sebagai diuretic, penurun suhu dan pereda rasa nyeri.
mempunyai efek anti-hipertensi, kram otot dan anti infeksi bakteri sertamembantu proses pencernaan dan mencegah kekurangan vitamin C.
dapat mengurangi ketergantungan pada alkohol, mencegah peradanganpada saluran kencing dan pembentukan batu ginjal, serta memperlambatpertumbuhan jamur/bakteri yang menyebabkan demam tinggi.
sebagai antibiotik pembunuh kuman penyebab penyakit serta penyaringracun dalam tubuh.
kandungan kalsium tinggi dapat mengurangi resiko osteoporosis danmembantu pertumbuhan tulang.
ATURAN MINUM :
1/4 sendok makan rosella diseduh dengan 1 gelas air mendidih. Atau 10 gram dengan 1 Liter air mendidih. Jika diminum 2 - 3 gelas 3 kali sehari secara teratur, berhasiat membantu menanggulangi berbagai penyakit
Reference :rohaendi .blogspot
INDAH FASHION
BABY UNTIL 5 YEARS BRANDED (CUBITUS,ETC)
WOMAN DRESS,WOMAN JEANS PANTS NEW&REASONABLE
SHIPPING AROUND THE WORLD
WEB , http://indahfashion.blogspot.com
e-mail:sweetye_indah@yahoo.com
Also visit, http://indahlifestyle-healthy.blogspot.com
Herbalism
Herbalism
Herbalism is a traditional medicinal or folk medicine practice based on the use of plants and plant extracts. Herbalism is also known as botanical medicine, medical herbalism, herbal medicine, herbology, and phytotherapy. Sometimes the scope of herbal medicine is extended to include fungi and bee products, as well as minerals, shells and certain animal parts.
Many plants synthesize substances that are useful to the maintenance of health in humans and other animals. These include aromatic substances, most of which are phenols or their oxygen-substituted derivatives such as tannins. Many are secondary metabolites, of which at least 12,000 have been isolated — a number estimated to be less than 10% of the total. In many cases, these substances (particularly the alkaloids) serve as plant defense mechanisms against predation by microorganisms, insects, and herbivores. Many of the herbs and spices used by humans to season food yield useful medicinal compounds.[1][2]
[edit] Anthropology of herbalism
People on all continents have used hundreds to thousands of indigenous plants for treatment of ailments since prehistoric times.The first generally accepted use of plants as healing agents was depicted in the cave paintings discovered in the Lascaux caves in France, which have been radiocarbon-dated to between 13,000-25,000 BC. Medicinal herbs were found in the personal effects of an Ice man, whose body was frozen in the Swiss Alps for more than 5,300 years, which appear to have been used to treat the parasites found in his intestines. Anthropology or Anthropologists theorize that animals evolved a tendency to seek out bitter plant parts in response to illness.
[edit] Herbs in history
In the written record, the study of herbs dates back over 5,000 years to the Sumerians, who described well-established medicinal uses for such plants as laurel, caraway, and thyme. Ancient Egyptian medicine of 1000 B.C. are known to have used garlic, opium, castor oil, coriander, mint, indigo, and other herbs for medicine and the Old Testament also mentions herb use and cultivation, including mandrake, vetch, caraway, wheat, barley, and rye.
Indian Ayurveda medicine has been using herbs such as turmeric and curcumin possibly as early as 1900 B.C.[3] Many other herbs and minerals used in Ayurveda were later described by ancient Indian herbalists such as Charaka and Sushruta during the 1st millenium BC. The Sushruta Samhita attributed to Sushruta in the 6th century BC describes 700 medicinal plants, 64 preparations from mineral sources, and 57 preparations based on animal sources.[4]
The first Chinese herbal book, the Shennong Bencao Jing, compiled during the Han Dynasty but dating back to a much earlier date, possibly 2700 B.C., lists 365 medicinal plants and their uses - including ma-Huang, the shrub that introduced the drug ephedrine to modern medicine. Succeeding generations augmented on the Shennong Bencao Jing, as in the Yaoxing Lun (Treatise on the Nature of Medicinal Herbs), a 7th century Tang Dynasty treatise on herbal medicine.
The ancient Greeks and Romans made medicinal use of plants. Greek and Roman medicinal practices, as preserved in the writings of Hippocrates and - especially - Galen, provided the patterns for later western medicine. Hippocrates advocated the use of a few simple herbal drugs - along with fresh air, rest, and proper diet. Galen, on the other had, recommended large doses of drug mixtures - including plant, animal, and mineral ingredients. The Greek physician compiled the first European treatise on the properties and uses of medicinal plants, De Materia Medica. In the first century AD, Dioscorides wrote a compendium of more than 500 plants that remained an authoritative reference into the 17th century. Similarly important for herbalists and botanists of later centuries was the Greek book that founded the science of botany, Theophrastus’ Historia Plantarum, written in the fourth century B.C.